Midwest Garage Builders – Musim haji sering kali bertepatan dengan musim panas ekstrem di Timur Tengah. Suhu bisa mencapai lebih dari 45 derajat Celsius. Dalam kondisi ini, risiko heat stroke sangat tinggi. Terutama bagi jemaah lansia atau mereka yang tidak terbiasa dengan iklim panas. Heat stroke adalah kondisi darurat medis yang dapat mengancam nyawa. Sayangnya, gejala awalnya kerap diabaikan oleh banyak jemaah. Mereka menganggap rasa lelah atau pusing hanya kelelahan biasa. Padahal, tanda-tanda tersebut bisa merupakan sinyal bahaya serius. Kesadaran terhadap hal ini penting demi keselamatan selama ibadah. Pemerintah dan petugas kesehatan sudah memberikan banyak imbauan. Namun sering kali jemaah tidak menyadari pentingnya mengidentifikasi gejala sejak dini. Apalagi jika mereka tetap memaksakan diri beraktivitas saat suhu sedang terik.
Salah satu gejala awal heat stroke adalah rasa haus berlebihan. Ini terjadi karena tubuh kehilangan banyak cairan melalui keringat. Namun pada kasus heat stroke, tubuh justru berhenti berkeringat. Kulit menjadi kering dan terasa sangat panas saat disentuh. Banyak jemaah menganggap itu hal biasa karena cuaca panas. Padahal, berhentinya keringat menandakan kegagalan sistem pengatur suhu tubuh. Ini bukan sekadar dehidrasi biasa, tetapi gejala yang mengarah pada kondisi kritis. Ketika tidak segera ditangani, suhu tubuh bisa naik drastis. Melebihi 40 derajat Celsius dan menyebabkan kerusakan organ dalam. Petugas kesehatan di lapangan menyarankan untuk sering memeriksa kelembapan kulit. Jika kulit kering meskipun sudah banyak minum, maka perlu segera mencari tempat teduh.
“Baca Juga : Makanan yang Kaya Nutrisi Untuk Kesehatan Tulang dan Sendi, Sumber Protein Hewani”
Banyak jemaah merasakan pusing saat berada di bawah matahari. Namun jika pusing disertai sakit kepala berdenyut, itu bisa jadi tanda awal. Apalagi bila disertai dengan rasa mual atau muntah. Beberapa bahkan merasa sangat bingung dan kehilangan orientasi arah. Ini menunjukkan bahwa suhu tubuh sudah memengaruhi sistem saraf. Petugas medis sering kali menemukan kasus ini di area thawaf atau sa’i. Aktivitas fisik ditambah terik matahari mempercepat peningkatan suhu tubuh. Sebaiknya jemaah mengenali gejala ini lebih awal dan tidak memaksa ibadah. Lebih baik duduk dan istirahat di tempat sejuk untuk menstabilkan tubuh. Terkadang gejala juga muncul saat malam setelah seharian beraktivitas. Oleh karena itu, istirahat dan hidrasi tetap penting walau cuaca sudah dingin.
Salah satu tanda heat stroke yang jarang dikenali adalah perubahan perilaku. Jemaah yang tiba-tiba gelisah, marah, atau bicara tidak nyambung patut diwaspadai. Kondisi ini terjadi karena otak mulai terganggu oleh suhu tubuh yang ekstrem. Jika tidak segera ditangani, bisa berlanjut ke kehilangan kesadaran. Ini sudah masuk kategori heat stroke parah yang butuh penanganan medis cepat. Sayangnya, banyak jemaah atau bahkan pendampingnya tidak menyadari perubahan ini. Mereka mengira korban hanya kecapekan atau kurang tidur. Pendamping harus lebih peka terhadap perubahan mental mendadak. Bila perlu, segera bawa ke pos kesehatan terdekat. Jangan menunggu kondisi semakin buruk atau korban tak sadarkan diri. Pengawasan kelompok dan komunikasi antarjemaah menjadi sangat penting di titik ini.
“Simak juga: Ramai Lagi Kasus Virus Covid-19 di Asia, Kemenkes Himbau 9 Hal ini”
Otot kram sering terjadi karena ketidakseimbangan elektrolit. Tapi jika kram terjadi mendadak dan disertai kejang, perlu dicurigai. Ini bisa jadi sinyal tubuh sudah tidak sanggup mengatur suhu lagi. Terutama jika kejang muncul setelah aktivitas berat di luar ruangan. Kram hebat di kaki, perut, atau tangan patut segera ditangani. Jemaah harus menghentikan aktivitas, mencari tempat teduh, dan minum cairan elektrolit. Bila ada kejang, tubuh harus segera diselimuti kain basah. Pendinginan harus dilakukan cepat sambil menunggu bantuan medis datang. Dalam beberapa kasus, keterlambatan bisa menyebabkan kerusakan permanen pada organ vital. Pendamping jemaah sebaiknya membawa oralit atau minuman isotonik ringan. Pencegahan lebih baik daripada penanganan darurat yang rumit.
Meski informasi telah disebar melalui brosur dan ceramah, masih banyak jemaah yang mengabaikannya. Mereka malas membawa payung atau tidak mau mengenakan topi. Beberapa bahkan tidak minum cukup air karena khawatir sering buang air. Ini justru berisiko tinggi memicu heat stroke tanpa disadari. Pemakaian pakaian berwarna gelap juga menyerap panas lebih banyak. Sebaiknya gunakan pakaian longgar, berwarna terang, dan berbahan katun. Jangan tunggu haus baru minum, tapi minumlah rutin sepanjang hari. Gunakan semprotan air wajah untuk membantu mendinginkan tubuh. Hindari aktivitas luar ruangan pada pukul 11 siang hingga 3 sore. Edukasi harus dilakukan terus-menerus, baik oleh petugas maupun sesama jemaah. Pengetahuan sederhana bisa menyelamatkan banyak nyawa selama ibadah.
Midwest Garage Builders - Seorang balita ajaib tiga tahun mencuri perhatian publik setelah hasil tes IQ-nya menunjukkan angka luar biasa.…
Midwest Garage Builders - Kasus Virus Covid-19 di Asia Kembali Meningkat Asia kembali menghadapi lonjakan kasus virus Covid-19 pada pertengahan…
Midwest Garage Builders - Pemerintah Lampung Tengah Gelar Layanan Kesehatan Gratis di Peringatan HLUN Pemerintah Kabupaten Lampung Tengah mengadakan rangkaian…
Midwest Garage Builders - BPOM Perketat Aturan Promosi Produk Obat dan Kosmetik, Usai Maraknya Ulasan Influencer Badan Pengawas Obat dan…
Midwest Garage Builders - Obat Asma Untuk Anak: Sesuaikan dengan Gejala dan Usia Asma merupakan salah satu penyakit kronis yang…
Midwest Garage Builders - Awal Mula Stephania Didiagnosis Penyakit Skizofrenia Katatonik Stephania, seorang perempuan asal Bandung, mengungkap perjuangan panjangnya dalam…